Kantor desa yang sejatinya memiliki anggaran untuk melakukan aktivitas terkait pemberdayaan, pembangunan, ataupun pembinaan terhadap masyarakat pastinya sudah memiliki website government tersendiri.
Namun bentuknya yang terlalu kaku dan jangkauan yang terlalu luas seringkali membuat desa kita kurang begitu terekspos.
Padahal website bisa kita manfaatkan sebagai ajang promosi bagi para wisatawan. Dengan meningkatkan faktor pariwisata, maka akan ada pemasukan tersendiri bagi warga kita.
Tak ada alasan apakah di desa tersebut ada warganya yang jago main komputer atau tidak, sebuah situs promosi bisa kita buat dengan cara menyewa jasa pembuatan website yang profesional dan berkualitas baik.
Proposal Pembuatan Website Desa
Tapi jangan lupa bahwa jasa tersebut akan menggunakan pihak ketiga sehingga ada dana yang harus dikeluarkan.
Makanya, proposal pun haruslah dibuat guna untuk mencari dukungan masyarakat berupa sumbangan ataupun meminta langsung pada pemerintahan desa.
Proposal tersebut haruslah memuat tentang tujuan dan manfaat website desa bagi masyarakat.
Salah satu jenis yang paling menjual adalah kemampuan medianya yang bisa mempromosikan desa kita sehingga menjadi tujuan wisatawan turis dari luar kota.
Semakin banyak orang yang berhasil kita jaring, maka sektor pariwisata pun akan meningkatkan roda ekonomi dari sisi penjualan masyarakat kita.
Biaya Pembuatan Website Desa
Sebenarnya, biaya yang diperlukan cenderung tidak besar. Namun yang harus diperhatikan adalah dari sisi pemeliharaannya.
Soalnya, pembuatan sendiri hanyalah sekali jadi. Jika misalnya jasa pembuatan website tersebut sebesar 2,5 jutaan, maka dana tersebut hanya satu kali dikeluarkan saja.
Inilah jebakan daripada website itu sendiri. Orang cenderung tak menduga bahwa biaya perawatan dan update artikel untuk promosi itu cenderung lebih mahal.
Perawatan tersebut bisa berupa hosting yang harus dibayar bulanan atau tahunan. Domain juga sejatinya bukanlah dibeli, melainkan harus kita perpanjang setiap tahunnya.
Rata-rata harga domain itu adalah sekitar 130 ribuan belum termasuk pajak. Sementara hosting bisa lebih mahal, yakni mencapai 1 jutaan ke atas per tahun untuk yang kualitasnya baik dengan uptime di atas 90%.
Ada pula artikel yang harus dibuat. Jika diantara masyarakatnya ada yang kurang pandai menulis dan merangkai kata-kata, maka mau tak mau harus menyewa content writer yang biayanya jauh lebih mahal lagi.